Angka konsumsi ikan di Papua mencapai 64,3 kilogram perkapita pertahun. Namun sebaran konsumsi ikan belum merata di seluruh wilayah Papua. Hal ini disampaikan Kepala Dinas Kelautan dan Perikanan Provinsi Papua, Iman Djuniawal kepada wartawan di Jayapura, Kamis (17/11/2022). Iman menerangkan, sebaran konsumsi ikan di Papua masih didominasi oleh wilayah pesisir, sedangkan di wilayah pegunungan masih jauh dari harapan. “Perlu ada upaya untuk menjangkau daerah-daerah ini dan membuat program yang bisa dilaksanakan dengan mudah,” kata Iman. Menurut Iman, ada sejumlah kendala yang menyebabkan rendahnya angka konsumsi ikan di wilayah pegunungan. Salah satunya yakni ketergantungan usaha budidaya ikan air tawar akan pakan komersil. “Dalam usaha budidaya ikan, 60 persen biaya produksinya kepada pakan. Ketergantungan usaha budidaya kepada pakan itulah yang menyebabkan proses pengembangan produksi ikan air tawar menjadi terhambat,” jelasnya. Sementara itu, Iman menyatakan ketersediaan pakan yang diambil secara komersil itu pun jumlahnya terbatas, belum lagi biaya angkutan ke wilayah pegunungan yang tinggi. Oleh sebab itu perlu ada kemandirian dalam pembuatan pakan. “Tapi ada lagi kendala dalam kemandirian ini, karena hampir semua ikan yang dikembangkan di pegunungan adalah jenis karnivora dari ikan omnivora sehingga kebutuhan protein dalam bahan baku pakannya harus disediakan,” tambahnya. Dengan retentan kendala ini, Iman menilai bahwa jenis budidaya ikan yang perlu diubah yaitu mengembangkan ikan yang tidak mengandalkan pakan komersil seperti ikan koan. “Jenis ikan koan yang bisa dikembangkan sehingga ketergantunggan pada pakan komersil dapat dikurangi karena ikan itu memakan dedaunan,” ucapnya. Oleh sebab itu, Iman mengimbau pihak terkait yang daerahnya terkendala akses, biaya angkutan tinggi dan ketersediaan pakan yang terbatas untuk mengembangkan budidaya ikan koan. “Kita imbau agar bisa menganti jenis budidaya ikan agar tidak memanfaatkan pakan komersil, tapi dengan memberikan makan dedanuan,” pungkas dia. Sumber : RRI