"Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) akan memindahkan industri perikanan dari yang semula banyak berada di Jawa menjadi ke Papua.
Direktur Jenderal Perikanan Tangkap KKP Muhammad Zaini mengungkapkan pemindahan itu lantaran hasil tangkapan laut yang berasal dari Laut Arafura justru banyak dibawa ke Pulau Jawa. Imbasnya, pertumbuhan ekonomi, khususnya bidang perikanan, terjadi di Jawa.
"Papua itu memiliki (laut) Arafura, tapi selama ini eksploitasi dibawa ke Pulau Jawa sehingga akan bergeser dengan melalui penangkapan terukur, salah satu programnya adalah kita akan menggeser industri perikanan untuk dilakukan dimana potensi laut itu dieksploitasi," kata Zaini dalam Indonesia Outlook 2022 Tempo, Rabu (8/12).
Menurutnya, potensi perikanan di Laut Arafura mencapai 1 juta ton bahkan lebih. "Semua nanti harus dikerjakan di sana dan diolah disana," tegasnya.
Zaini berharap pemindahan industri akan mendorong tumbuhnya pusat-pusat ekonomi baru, industri perikanan baru, dan dapat menyerap tenaga kerja setempat.
Nantinya, KKP tidak hanya membangun daerah pasar ikan bagi masyarakat namun juga diharapkan dapat membangun pusat produksi ikan di wilayah ikan tersebut berasal.
[embed]https://www.youtube.com/watch?v=2v2py1-I17M[/embed]
Zaini turut menyoroti pertumbuhan ekonomi sektor kelautan dan perikanan di Jawa yang lebih banyak ditopang oleh penangkapan ikan di Papua. Tak ayal, industri hingga tenaga kerja lebih banyak tumbuh di Jawa ketimbang Papua.
Selain itu, KKP menargetkan untuk membangun 120 kampung nelayan untuk mendukung dan meningkatkan kesejahteraan nelayan. Kampung nelayan akan dibangun bagi daerah yang sudah menerapkan penangkapan terukur sesuai kaidah KKP.
Nantinya kampung nelayan tidak hanya berbentuk fisik, tetapi dijalankan sampai ke struktur ekonomi daerah tersebut.
"Kepada kerangka ekonominya, bagaimana menyejahterakan nelayan seperti modal kerja, peningkatan keterampilan seperti pelatihan bagi nelayan dan keluarga nelayan, kemudian memberikan bantuan produktif seperti alat tangkap hingga kapal," katanya.
Ia berharap nantinya kampung nelayan tersebut dapat berbentuk korporasi, sehingga dapat meningkatkan nilai dan daya jual yang tinggi dibandingkan nelayan perseorangan.
Dengan demikian, kampung nelayan dapat berdaya saing dalam penentuan harga produksi dan perbekalan. Pada akhirnya, nelayan lebih efisien dan memiliki harga jual perikanan yang lebih baik."